LET’S RECYCLING TO SAVE THE WORLD
By Nur Ida Zuhayanti
Pada masyarakat modern, recycling
telah menjadi gaya hidup. Upaya daur ulang ini bukan saja bermanfaat, tapi juga
membawa pada hidup sehat.
Pernahkah membayangkan,
bila lingkungan sekitar terlihat kotor karena tumpukan sampah yang menggunung?
Selain menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan, sampah yang dibiarkan tentu
akan menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan, dan menyebabkan bencana banjir. Padahal
sampah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari karena merupakan
konsekuensi adanya aktifitas manusia untuk berbagai kepentingan, baik itu di
kantor, rumah tangga, pasar, sekolah maupun industri. Di kota-kota besar,
sampah menjadi masalah yang tak pernah terselesaikan. Lalu bagaimana mengelola
sampah agar lingkungan tetap bersih dan bermanfaat? Salah satunya dengan recycling
atau daur ulang.
Menjadi Solusi
Recycle atau daur ulang menurut kamus besar bahasa Indonesia
kontemporer, yang disusun oleh Drs. Peter Salim berarti pengolahan kembali
benda-benda yang telah dipakai untuk mengambil bahan yang masih berguna. Daur
ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk atau material bekas pakai. Sedangkan recycling mempunyai
makna: menggunakan kembali bahan baku alam dengan mengubah bentuk asli bahan
baku tersebut menjadi bahan baru dengan fungsi yang berbeda. Benda-benda
yang dirasa tidak berguna dapat didaur ulang menjadi barang lain yang
bermanfaat.
Aulia Rachma,
misalnya, ibu muda ini mencoba memanfaatkan limbah industri sampah anorganik
berupa alumunium foil menjadi bentuk lain yang indah dan berguna seperti
anyaman tikar, tas, bunga-bunga cantik, topi dan lainnya. ” Awalnya saya
prihatin dengan banyaknya sampah industri dari alumunium foil seperti
bungkus detergent, pewangi, pasta gigi serta aneka snack yang terbuang dan hanya menjadi sampah, ” terangnya ketika saya
temui saat acara lokakarya pengelolaan sampah berbasis komunitas yang
diselenggarakan oleh Perkumpulan Pemerhati dan Peduli Lingkungan Hidup
(Pepulih) bekerjasama dengan Kementrian Negara Lingkungan Hidup beberapa waktu
lalu. Kemudian, berbagai barang kreasinya itu banyak diminati oleh pembeli,
hingga memberikan penghasilan tambahan bagi keluarganya.
“Recycling ini menjadi salah satu wujud
kepedulian kita terhadap sampah dan lingkungan, sekaligus memberikan keuntungan
karena mempunyai nilai ekonomi dan dapat menjadi bisnis yang bagus,” terang
Maria Purwanto SH,Msi, Sekjen Pepulih yang berkantor di bilangan Pancoran,
Jakarta Selatan itu. “ Selain itu juga merupakan solusi yang sangat dibutuhkan
mengingat keterbatasan lahan untuk penampungan dan sulitnya mendapatkan TPA,”
tambah Nuning Wirjoatmodjo, penanggung jawab program Unesco Community Based
Integrated Waste Management.
Memilih dan Memilah
Mendaur ulang
sampah memang membutuhkan ide dan kreativitas. Tak jarang daya imajinasipun
ikut pegang peranan. Karena itulah kita dituntut untuk mencermati jenis sampah
yang ada. Pada tahap awal kita harus tahu mana sampah organik dan an-organik.
Sampah organik yang biasa disebut sampah basah misalnya sisa sayuran, sisa
makanan, daun hijau, daun kering, rerumputan dan lain-lain. Sementara sampah anorganik
atau yang kerap disebut sampah padat alias kering terdiri dari kertas, plastik,
kayu, tekstil, logam, gelas, sampah bongkahan, sampah B3 –Bahan Berbahaya
Beracun dan yang lainnya.
Memilih sampah
untuk didaur ulang bisa dilakukan oleh siapapun. Kegiatan ini dapat dimulai
dari rumah, kantor, juga lingkungan sekitar seperti RT, RW, dan seluruh lapisan
masyarakat. Setiap sampah yang dibuang hendaknya dipilah, sehingga tiap
bagiannya dapat didaur ulang secara optimal. Pembuangan sampah yang tercampur
seperti saat ini sebenarnya akan merusak dan mengurangi nilai dari material
yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi atau mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa
didaur-ulang. Belum lagi racun serta lindi yang bersifat toxic yang
dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.
Di negara yang
sudah maju, kebiasaan memilih dan memilah ini sudah lama dibudayakan. Pada
setiap rumah tangga atau ruangan di sebuah kantor selalu disediakan tempat
sampah sesuai dengan jenisnya. Hal ini selain memudahkan untuk recycling,
juga menumbuhkan kesadaran agar masyarakat tetap menjaga keharmonisan dan
keseimbangan ekosistem yang ada.***NZ
foto-foto: istimewa
foto-foto: istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar