Mentalist Deddy Corbuzier
seringkali mengatakan bahwa dia dan anaknya menderita disleksia. Tapi dengan
itu mereka mampu membawa kesuksesan.
By Nur Ida Zed
Foto: DvineAdinda Memiliki kelemahan bukanlah hal yang
memalukan ya. Selain kelebihan, setiap orang pasti mempunyai kekurangan atau
kelemahan. Sebab tak ada manusia yang sempurna, bukan? Karena itu tak perlu berkecil hati ketika
menemukan kekurangan atau kelemahan pada diri kita. Bila mungkin justru dapat
menjadi kekuatan ketika bisa dengan bijak menerima dan memahaminya sebagai
anugrah yang diberikan oleh Tuhan.
Saya pernah membaca biografi tentang
Thomas Alva Edison, penemu listrik yang juga seorang ilmuan kondang dari
Amerika Serikat yang menciptakan berbagai tehnologi. Siapa sangka saat masuk
sekolah dasar dulu dikatakan sebagai
anak idiot yang tidak pintar karena dianggap kurang berbakat dan seringkali
tertinggal oleh pihak sekolah sehingga dikembalikan kepada orang tuanya. Tapi
sang ibu justru membalikkan opini bahwa putranya adalah seorang jenius yang
sangat pintar sampai guru sekolah tak sanggup mengajarinya. Dan ternyata,
berkat ketekunan sang Ibu yang begitu mengerti dan mengenal putranya, Thomas
benar-benar seperti yang dikatakan, menjadi ilmuan yang punya nama
besar, kepandaian di atas rata-rata hingga sukses dengan banyak hak cipta dan
memiliki beberapa perusahaan.
Tak hanya Thomas Alva Edison, juga
Deddy Corbuzier, tapi banyak banget nama yang dapat dikatakan mampu merubah
kelemahan menjadi kekuatan. Tapi tentu
tidak semudah membalikkan telapak tangan ya. Semua itu butuh tahapan dan usaha
serta kerja keras yang muncul dari dalam diri kita sendiri. Tak cukup dengan
hanya mengeluh dan menyesali, apalagi menutupi kekurangan atau kelemahan itu
dengan mencoba untuk acuh dan melupakannya.
Ada beberapa cara agar dapat mermbuat
kelemahan menjadi kekuatanmu, antara lain:
Kenali
Diri Sendiri. Mengenali diri sendiri sangatlah penting. Dengan begitu kita
akan tau apa saja kelebihan yang dimiliki, begitupun kekurangan dan kelemahan
yang ada. Semacam menjadi introspeksi diri, kemudian dapat menyadari apa yang
sebaiknya dilakukan untuk semua kekurangan dan kelemahan yang dipunyai.
Ini bisa ditanyakan pada diri sendiri,
secara jujur mencoba berkaca bagaimana sebenarnya diri kita. Apa saja yang kita
sukai dan yang tidak kita sukai. Seperti soal kegiatan, pekerjaan atau dalam
berteman. Apakah ada hal yang membuat teman merasa tidak nyaman, seperti
dianggap kurang pintar, tak pandai bergaul dan lebih pendiam atau hal lain yang
membuat kurang percaya diri.
Terima Apa Adanya.
Setelah menyadari apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan yang dimiliki,
terima itu sebagai hal yang bisa diperbaiki. Bila itu tidak mungkin, maka tak
perlu dipikirkan apalagi disesali, tapi anggap sebagai anugrah yang patut
disyukuri dan pasti ada hikmah di baliknya.
Kemudian cari solusi yang terbaik,
bagaimana mengatasi kekurangan atau kelemahan menjadi hal yang istimewa
sehingga akan memberikan manfaat bagi kita. Yati pesek, misalnya, kondisi
kekurangan dengan hidung pesek yang dimiliki justru menjadi brand atau trademark yang dapat dikenal di belakang namanya. Atau kondisi
miskin dan serba kekurangan yang waktu itu dihadapi Marchell, komika berambut
kriting bakmi bertubuh gempal yang lagi naik daun, dapat menjadi sumber ide
kreatif yang bisa menjadi konten dan menaikkan namanya.
Terus
Berusaha dan Pantang Menyerah. Saat kekurangan atau kelemahan belum membuat
satu pengakuan yang dapat diperhitungkan, maka teruslah berusaha dan pantang
menyerah. Tak perlu bersusah payah menutupi kelemahan dengan berbagai cara agar
dapat diterima sehingga membuat capek hati dan pikiran yang hanya membuang
waktu saja. Belajar untuk tegar dan tanamkan dalam hati bahwa tak ada manusia
yang sempurna. Bahwa semua orang pasti punya kelemahan, tergantung bagaimana
dia mengatasinya. Jadi, kelemahan itu bukan milik kita sendiri.
Ketika bertemu orang yang tidak bisa
menerima kekurangan atau kelemahan kita, maka lebih baik tak usah peduli dan dapatkan
orang yang dapat menghargai apa adanya. Tidak masalah dengan penilaian orang
yang merendahkan, karena lebih penting membangun rasa percaya diri dengan
menggali potensi.
Bila kelemahan itu menyangkut
ketrampilan atau kepiawaian berkaitan dengan karya dan pekerjaan, sebaiknya
kolaborasi agar bisa saling melengkapi dengan yang lain. Tetaplah confidence membawa diri dengan semua
yang dimiliki, baik kelebihan dan kekurangan atau kelemahan. Sebab pemilik
kesempurnaan hanyalah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tidak perlu minder dan menarik diri,
apalagi menutup diri dari orang lain karena kekurangan dan kelemahan yang
dimiliki. Yakinlah bahwa sebenarnya kelemahan adalah kekuatan yang tersembunyi.
Tetap cermat mencari peluang dan terus bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Karena bisa jadi, orang tak melihat itu sebagai kelemahan, tapi justru kekuatan yang akan
memberikan kesuksesan di kemudian hari.
Yap. Semoga bermanfaat.
Salam sehat dan selalu
semangaatt…!***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar