Rabu, 26 Juni 2024

Cerita Dua Pedagang Kaki Lima

         Banyak hal yang ditemui di jalanan, disaat kita mau membuka mata dan telinga untuk memahami sekitar. Ada terselip cerita dua pedagang kaki lima yang memberikan renungan dan kadang tak sempat terpikirkan. 

by Nur Ida Zed


                                            ilustrasi by dvine adinda

        Ini pengalaman saya bertemu dengan dua pedagang perempuan setengah baya, bahkan cenderung tua yang tanpa sengaja saya temui di waktu dan tempat yang berbeda. Sama-sama pedagang kaki lima. Ibu pertama yang saya temui di depan pasar tradisional Lenteng Agung ketika kebetulan saya mampir dari olah raga pagi waktu itu. Tetiba saya ingin membeli tempe, saat mata saya menemukan seorang ibu tua yang duduk di sisi depan pasar dengan tumpukan dagangannya, beberapa tempe yang ditata tinggi dan terlihat masih belum berkurang alias belum laku dari pagi.

        Ya, entah kenapa saya seolah terkena magnet dan mulai menuju ke tempat itu serta ingin membelinya dua atau tiga papan saja. Kebetulan saya hanya membawa uang seratus ribuan, lalu saya menyerahkan uang itu kepada penjual tempe tadi. Rupanya si ibu tidak punya kembalian. "Uang pas saja ada, Nak, Ibu belum buka dasar," katanya dengan sopan seraya memeriksa dompetnya yang terlihat sisa  tinggal uang recehan. Tapi di dompet saya hanya ada dua lembar uang seratus ribuan sehingga tidak ada uang pas yang harus diberikan. Lalu bagaimana solusi Ibu tadi ? 

        Ternyata dia mengembalikan uang saya sembari bilang: "Bawa dulu aja gak apa, Nak. Besok balik lagi," Deg, saya kaget. Saat mau tinggalkan uang saya di situ, si ibu menolak, sementara kalau mau batal membeli, kasihan ibu tua ini dagangannya belum laku dari tadi. Akhirnya saya mencari Alfamart dan membeli sesuatu agar mendapatkan uang pas buat si ibu. Saya masih terkesima dengan sikapnya yang begitu percaya terhadap saya yang baru saja dikenalnya, sedangkan dia sendiri dagangannya belum laku satupun, tapi tak masalah baginya tanpa menaruh curiga. 

        Ketika saya kembali dan membayar dengan uang pas, si ibu malah berkata: "Kok repot-repot, Nak. Besok aja gak apa, kan ibu masih dagang di sini." Ah, saya yang tidak bisa, bu, batin saya. Saya tahu ibu ini baik, tapi kita tidak pernah tahu apa besok masih ada di sini. Yakan?! Beberapa harinya ketika saya lewat kembali, tak melihat lagi si ibu duduk di sana bersama papan-papan tempenya. Wallahu alam.


       Yang kedua cerita saya dengan ibu pedagang pecel yang suka jualan di seputaran UI. Jadi saya memang penyuka pecel, kudapan yang berisi aneka sayuran dengan bumbu kacang pedas yang suka ditemui di tempat keramaian. Ceritanya ketika sedang olah raga di bunderan depan rektorat Universitas Indonesia pada hari Minggu pagi itu, tetiba saya melihat ibu penjual pecel berdagang di seberang lokasi kami berlari. Kemudian  saya mendekat dan bermaksud untuk membeli, karena memang belum sempat sarapan pagi. 

        "Mau dong, Bu".kata saya minta diracikkan satu porsi. Lalu ibu itu bertanya mau apa saja sayurannya, kujawab lengkap dengan lontong, bihun dan tahu goreng, tapi tanpa kol. Dengan cekatan si ibu menata pesanan saya di pincuk kertas nasi. Rupanya ibu ini orang Jawa Timur, sehingga saya lalu berbincang dengan bahasa Jawa. Selajutnya saya minta dilengkapi dengan menambah kerupuk mie kuning yang khas itu agar sempurna nikmatnya. 

        Kemudian saat saya membayar, kebetulan si ibu kembaliannya kurang. Saya bilang: "Mboten punopo. Biar saja, gak apa-apa". Tapi si ibu malah menambahkan bihun dan tahu hingga pincuk di tangan saya menjadi makin penuh berisi. Ah, bisa saja ibu ini menjaga kearifan lokal, melestarikan budaya leluhur dan selalu menebar positif thinking. Betapa damai dan bahagianya kehidupan ini bila dipenuhi dengan segala kasih dan saling memberi.

           Masya Allah, saya merasa dikelilingi oleh orang baik. Bertemu dengan mereka, orang biasa, seperti pedagang kaki lima di jalanan yang mengajarkan nilai-nilai kearifan lokal. Tak ada prasangka, saling percaya dan menghargai orang dengan selalu berfikir positif. Cerita dua pedagang kaki lima ini seolah membuka pikiran kita untuk tetap menebarkan energi positif dimana-mana.


        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ

Minggu, 23 Juni 2024

Pasar Tradisional Menyimpan Kenangan

        Senangnya belanja ke pasar itu bukan saja karena banyak jajanan masa kecil, tapi juga melihat kebersamaan para pedagang dan rasa gotong royong yang real.

by Nur Ida Zed



                                                foto dok.pribadi

        Seperti sudah menjadi kebiasaan, setiap kali pulang kampung ke Blora saya selalu menyempatkan untuk mampir dulu ke pasar.  Entah itu membeli oleh-oleh atau sekadar jalan sambil berburu jajanan masa kecil yang menyimpan banyak kenangan. Pasar tradisional Sido Makmur yang dulu berada di tengah kota, dekat alun-alun dan pusat keramaian, sekarang pindah lokasi ke sebelah selatan, di perbatasan kota dengan situasi yang lebih nyaman. Selain areanya begitu luas, suasananya juga masih segar karena berada di dekat persawahan. Saya ajak juga anak-anak menjelajah setiap los dalam pasar yang kini sudah tertata rapi, mereka tampak senang dan menikmati.  Sekalian nih, bagi saya seakan mengulang kenangan lama. 


          Ya. Saya masih ingat betul waktu kecil dulu paling suka kalau diajak ibu ke pasar tradisional saat hari libur. Berebut tas belanja dan berjalan ke pasar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Di sepanjang jalan depan pasar sudah begitu ramai oleh pedagang sayuran dan aneka makanan sejak pagi. Saya mengintil saja di dekat ibu yang sibuk memilih sayur serta keperluan lain yang akan dibeli. Pasar yang menjadi salah satu pusat berbagai transaksi terasa begitu kental sekali. Antara penjual dan pembeli bisa langsung berinterkasi. 

        "Kita beli ayam potong dulu, ya," kata ibu sembari menggandeng tangan saya. Saya menyempil di belakang ibu di antara orang-orang yang belanja. Sedikit krodit memang waktu itu. Maklumlah belum tertata seperti sekarang ini. Bau khas pasar juga sangat terasa sekali. 

        Lalu kami menyusuri los penjual bumbu, tempe tahu dan buah segar yang ada di pasar. Tak butuh waktu terlalu lama, rupanya ibu punya beberapa langganan pedagang di sana sehingga tidak banyak terjadi tawar menawar. Paling kalau sudah sepakat harga, ibu menawarnya dengan minta ditambahi saja, semacam ekstra bonus, haha. Strategi ibu ini pernah saya tanyakan alasanya, kata ibu: gapapalah, paling selisihnya tak seberapa. Dan ini sepertinya yang membuat ibu jadi bisa dekat dengan para pedagang pasar.

        Seperti sudah saling kenal kulihat ibu dan para pedagang itu berbincang tentang berbagai hal, tentang dinamika kehidupan, harga barang yang terus menjulang, kelangkaan barang, termasuk menanyakan tentang saya, anak sulungnya yang ikut menemani belanja. Ternyata dia ibu teman sekolah saya juga. 


Aneka Tembikar

        Yang tak pernah lupa ketika ke pasar bersama ibu,  saya sering diajak mampir ke los tembikar untuk membeli mainan. Waktu itu aneka mainan anak perempuan seperti peralatan masak-masak banyak yang terbuat dari tembikar ini. Kerajinan tanah liat semacam anglo, penggorengan, kendi, cobek, piring serta tea set  yang dibakar. Ada juga mainan lain seperti peluit berbentuk burung gereja dan celengan ayam. Banyak pilihan sampai membuat saya bingung.   

        Aneka tembikar yang dijual ini semuanya karya sendiri, dibuat begitu bagus dan menawan. Dulu kerajinan tembikar ini dinamai dengan gerabah, yang dibuat secara tradisional dengan bentuk yang bisa disesuaikan dan dibakar hingga menjadi keras serta memiliki ketahanan terhadap air dan api. Tembikar ini bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan dan alat dapur.  Sedangkan mainan dari tembikar yang suka dibelikan ibu ini sengaja dibuat versi mininya. Lucu dan cantik deh penampakannya. Celengan ayam juga berguna memotivasi saya agar gemar menabung, menyimpan uang meski itu recehan. 


Lontong Tahu Langganan

        Di pasar juga ada berbagai makanan khas daerah yang dijual. Salah satunya lontong tahu langganan yang menjadi favorit ketika saya ke pasar. Terletak di los tengah berjajar beberapa pedagang makanan yang sedang menyiapkan pesanan. Langganan ibu waktu itu yang paling pinggir sebelah kanan. 

        "Berapa bungkus, Bu?" tanya penjual lontong tahu yang juga ibu-ibu setengah baya ketika kami datang. Ibu saya menyebutkan pesanannya, lalu kami duduk menunggu bersama pembeli lainnya. Harus sabar karena sajian berbahan lontong dipadu irisan tahu dengan bumbu kacang serta toge ini diracik satu demi satu. Lontong tahu ini memang makanan khas daerah Blora, yang dibungkus dengan daun jati sehingga menambah rasa nikmatnya. 

        Jajanan lain yang suka menjadi buruan saat ke pasar bersama ibu adalah cenil, pertolo, dumbeg dan sawut. Rata-rata dijual oleh ibu-ibu setengah baya, bahkan cenderung tua dan ditata di atas tampah yang digendong dengan bakul besar dan dijajakan di pinggir pasar. Semua enak dan bikin kangen, dengan harga yang relatif murah.

        Kenangan di pasar tradisional seperti ini membuat saya makin menyukai suasana pasar hingga dewasa. Ketika kuliah di Yogya, kadang saya juga menyambangi pasar Beringharjo yang pernah terkenal dengan kuli panggulnya. Dan kini ketika di Jakarta, saya suka mampir ke pasar Lenteng Agung atau Pondok Labu untuk sekedar belanja buah dan sayuran. Hiruk pikuk pasar memberikan semangat yang berbeda, tentang kerja keras dan arti setetes keringat buat nafkah keluarga. Selain itu, di pasar ini saya melihat kebersamaan para pedagang yang saling membantu dan mensupport satu dengan lainnya, serta rasa gotong royong yang terasa nyata. 

        Bagaimana kesan dan pengalaman kalian di pasar tradisional? Saya yakin pasti juga sangat menyenangkan. 


        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ

 

 

Sabtu, 22 Juni 2024

Temukan Solusi Diet Sehat di Buku Conscious Diet by dr.Yovi

        Pada dasarnya setiap orang itu unik, sehingga membutuhkan metode dan cara diet sehat masing-masing. Di buku Conscious Diet #KenaliTubuhmuSebelumDiet, dokter Yovi, praktisi nutrisi, wellness & anti aging akan memberikan solusi diet sehat bagi setiap orang.


                                                    foto dok. pribadi

        Kata diet seringkali dihindari bagi sebagian orang. Padahal diet berarti kebiasaan makan yang menjadi gaya hidup kita, atau pola makan yang cara dan jenis makanannya diatur sesuai dengan kebutuhan, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Selain itu, diet juga menjaga dan mengontrol berat badan agar senantiasa seimbang, sehingga tercapai tujuan hidup sehat dan bahagia.

        Bagi setiap orang yang ingin sehat, sebaiknya memiliki pola diet masing-masing. Dalam buku Conscious Diet #KenaliTubuhmuSebebelumDiet! oleh dr. Yovi Yoanita M.Kes, Praktisi nutrisi, wellness & anti aging kita bisa menemukan solusi diet sehat bagi masing-masing orang. 

        "Pada dasarnya setiap orang itu unik, sehingga perlu mengenali tubuhnya sebelum diet, " begitu terang dokter lulusan S1, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung serta S2 bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan spesifikasi Ilmu Gizi.  

        Buku yang terdiri dari seratus satu halaman ini sarat dengan insight yang membahas seputar diet sehat bagi setiap orang, selayaknya sebuah panduan untuk menemukan diet yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan tubuh kalian. 

        Pada bagian awal di paparkan mengenai kesadaran menjalani diet sehat, yang tidak perlu hanya mengikuti tren yang lagi happening saja. Tapi kesadaran akan kondisi tubuh, mulai dari level hormon, pola makan, tipe badan, hingga gaya hidup secara keseluruhan hendaklah menjadi bahan pertimbangan. 


Anda adalah Gaya Hidup Anda

        Di bab satu mengemukakan tentang berat badan. Di situ disebut tentang obesitas dan kelebihan berat badan, serta kalori dan sejumlah proses tubuh yang berakhir dengan produksi lemak. Kelebihan berat badan tak bisa dipukul rata, karena terdapat banyak faktor  yang mempengaruhinya, serta proses di dalam tubuh yang tidak kita sadari. Karena itu sebelum melakukan diet sehat hendaknya mengenali BMI  atau Body Mass Index yang merupakan indeks massa tubuh kita ini. 

        Di buku ini dijelaskan bagaimana cara menemukan BMI kita, apakah termasuk kurus, normal atau gemuk sesuai dengan rujukan angka yang disebut WHO dan Kemenkes RI. meski ini bukan menjadi tolok ukur yang pasti mengenai kondisi kesehatan tubuh kita. 

        Pemahaman kalori masuk dan kalori keluar juga dipaparkan, sehingga kita dapat memahami berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Yang harus diperhatikan jika kalori yang masuk ke dalam tubuh berjumlah banyak dan kita tidak membakarnya menjadi energi, maka berat badan akan naik. Karena itu perlu nutrisi yang seimbang antara asupan makanan dan kalori yang dikeluaarkan agar tidak menimbun lemak.


Kuantitas Kualias

        Selanjutnya dokter Yovi membahas bagaimana menyelaraskan diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh di bab dua. Apapun diet yang dijalani, perlu memperhatikan tiga aspek, yakni holistik,  alami dan konsisten. Strategi penurunan berat badan harus lebih menyeluruh dan bukan semata mengikuti program rencana makan khusus yang ketat. Tapi pada kuantitas dan kualitasnya. 

        Kualitas merujuk pada apa yang kita makan, Seperti pada jenis makanan yang perlu ada pada menu sehari-hari. termasuk karbohidrat, protein, lemak dan serat. Serta kuantitas yang menyangkut seberapa banyak yang kita makan. 


Antara Hormon dan Berat Badan

        Pemahaman mengenai jenis bentuk tubuh juga dibahas di sini, karena setiap jenis bentuk tubuh terkait dengan ciri-ciri keseimbangan hormon tertentu. Ada empat tipe tubuh, antara lain tipe tubuh Andrenal, Ovary, Tiroid dan tipe tubuh Liver. 

      Yang menarik di buku ini juga mengungkap tentang jenis lapar, serta binge eating yang menyangkut keinginan untuk makan meski bukan apa yang dibutuhkan. Dilengkapi dengan gambar "Berselancar dengan Hasrat" dan bagaimana mengatasinya. 

        Untuk melengkapi sebagai buku panduan diet sehat, diberikan juga sepuluh pertanyaan yang akan mengungkap tentang diri kita dan kaitannya dengan tipe diet yang cocok dan selaras dengan tubuh kita. Pola diet dan olah raga yang tepat juga diterangkan secara detail untuk mencapai diet sehat yang diharapkan. 

        Buku Conscious Diet karya dr. Yovi ini memang layak menjadi panduan awal bagi kita sebelum melakukan diet. Dilengkapi testimoni para pakar dan praktisi kesehatan seperti Prof.Dr.PratiknoM.Sos.Sc, Mentri Sekretaris Negara RI, Dr.Aviliani, SE,M.Si, President Commissionier of Allobank, Yani Panigoro ST, Komisaris Utama Medco dan atlet binaraga Ade Rai.

        Diterbitkan oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia pada  tahun 2024, buku yang ditulis oleh dokter Yovi yang telah mempunyai pengalaman praktik lebih dari 19 tahun menangani dan mendalami bidang nutrisi, weight Management, Antiaging, Preventive&Functional Medicine dan Mental Health ini hendaknya menjadi list bacaan yang sangat bermanfaat. 

        Yuk, segera dapatkan di gerai toko buku Gramedia dan e-commerce yang ada.

        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ 

Kamis, 20 Juni 2024

Belajar Bahasa Inggris Itu Perlu

        Bahasa Inggris itu perlu. Yes, setuju! Jangankan buat anak muda sebagai nilai tambah saat melamar kerja, atau rekomendasi agar dapat beasiswa. Tapi ketrampilan berbahasa Inggris juga dibutuhkan untuk para ibu seperti saya, setidaknya buat upgrade diri karena banyak literasi yang menggunakan bahasa Internasional ini.

by Nur Ida Zed

                                                        pic from pinterest

        Ketrampilan bahasa Inggris memang banyak banget manfaatnya ya, apalagi di jaman sekarang ini, di era literasi digital. Saat mau membuka berbagai platform aplikasi, informasi biasanya dipaparkan lewat bahasa internasional ini. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa inggris juga sering dipergunakan, seperti istilah-istilah dalam pergaulan, komunikasi ringan hingga ingrediate makanan dalam kemasan. Terang saja karena bahasa Inggris bisa dikatakan sebagai bahasa yang paling banyak dipergunakan penduduk di dunia, bahkan di lebih dari 50 negara. Alasan inilah yang mendasari betapa pentingnya belajar bahasa Inggris.

        Dulu waktu masih jadi mahasiswa di Yogya, saya pernah kursus Bahasa Inggris juga meski hanya sebentar. Diajarkan skill dalam bahasa Inggris yang meliputi listening atau mendengarkan, speaking atau berbicara, reading atau membaca dan writing atau menulis, selain memahami bentuk kalimat atau tenses. Penerapannya biasa saya lakukan dengan teman-teman kampus, juga teman kost saya yang kebetulan mahasiswa dari Singapura. Kami kadang berbincang dengan bahasa Inggris, sebisanya saja yang penting saling mengerti dalam berkomunikasi. Atau kadang bersama orang asing seperti turis yang seringkali ditemui di kota budaya tersebut, di Malioboro atau Tamansari. Kemudian saat bekerja di Jakarta, bahasa Inggris ini juga diperlukan ketika bertemu dan harus berkomunikasi dengan rekan kerja, atau klien dan nara sumber yang kebetulan orang asing. Seperti waktu itu ada penugasan menulis advertorial produk yang pemiliknya orang bule, mau tak mau harus mengerti apa yang dijelaskan dengan bahasa Inggris. 

        Namanya juga bahasa ya, agar bisa terampil tentu harus selalu diimplementasikan, karena bila tidak dibiasakan pasti akan lupa. Sampai sekarang saya kadang ngobrol ringan dengan anak-anak memakai bahasa Inggris. Tidak usah yang susah-susah, tapi yang familier saja supaya dapat dipahami. Sesekali saat jalan-jalan, atau ketika lagi berkumpul dan celetukan santai meski terdengar sedikit medok. 

        Saya sendiri tidak terlalu fasih berbahasa Inggris, kadang hanya menyemangati anak-anak saja untuk membiasakan mereka agar siap menerima tantangan di era global karena semua info akan berkait dengan bahasa Inggris.


Membuka Banyak Peluang

       Seringkali saya bilang pada anak-anak, ketrampilan berbahasa Inggris itu dapat menambah rasa percaya diri. Tak bisa dipungkiri bila seseorang yang terampil dan mahir berbahasa Inggris di jaman sekarang akan dapat membuka banyak peluang buat yang ingin mencari pekerjaan, atau berkarier. Di banyak tempat kerja, baik itu instansi pemerintah, maupun di perusahaan swasta, sertifikat kursus bahasa Inggris dari tempat ternama seringkali menjadi nilai plus. Karena itulah lembaga kursus bahasa Inggris berlomba menaikkan kualitas dan juga tarifnya dengan garansi: "Pasti bisa ngomong Inggris."

         Saya pribadi tidak tergiur dengan promosi semacam ini sehingga tak bisa dipungkiri jika banyak tempat kursus bahasa Inggris yang mematok harga tinggi untuk siswa yang mendaftar. Soalnya sertifikat dan TOEFL yang dikeluarkan sangatlah dibutuhkan.


Kuncinya Berani Bicara

        Namanya juga ketrampilan bahasa, agar menjadi lebih mahir tentu harus selalu diterapkan secara rutin dan konsisten. Kuncinya berani bicara, tentunya memakai bahasa Inggris. Tak perlu takut salah karena dalam berkomunikasi yang penting saling mengerti dan memahami saja. Dalam obrolan tak perlu terpaku pada tenses tertentu,  Kadang ada istilah yang tidak sama dengan setiap kata secara letterlux. Dan ini yang sebaiknya harus diahami oleh para ibu.

        "Saya sebenarnya mengerti apa yang dibicarakan itu, cuma kalau tunjuk tangan gak berani bicara, takut salah," kata temen saya. Padahal sih orang lain tidak bakal menilai pembicaraan ini benar atau salah ya.

            Saya sendiri tidak begitu fasih dalam berbahasa Inggris ini, tapi setidaknya bisa mengerti dan mau terus belajar.  Agar tetap selalu update dalam bahasa Inggris, ada beberapa cara belajar bahasa  buat para ibu, antara lain:

*Belajar dari lirik lagu. Sampai sekarang saya masih melakukannya, mengingat lirik lagu dalam bahasa Inggris lebih mudah difahami dengan mengerti arti lagu itu sendiri.

*Nonton film berbahasa Inggris.  Tidak harus nonton film di gedung bioskop, tapi di beberapa aplikasi seperti Video, Prime Video, View, Netflix  dan aplikasi lain yang biasanya menyediakan banyak film cerita maupun dokumenter dalam bahasa Inggris. Nikmati dengan tanpa merubah teks atau mentranslete dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti. Selain itu dengan menonton film akan mempertajam listening juga.

*Baca literasi dan buku-buku berbahasa Inggris. Bisa saja novel atau tema bacaan lain yang menarik sehingga membuat kita ingin terus membacanya.

*Tambahi perbendaharaan kata. Kalau mungkin, perkaya vocabulary atau perbendaharaan kata-kata dengan menghafal dan menambahnya secara berkala. Kata-kata baru akan menempel di pikiran bila seringkali diimplementasikan dalam kalimat sehari-hari.

*Buatlah buku harian dalam bahasa Inggris. Ini agar dapat lebih memahami yang dirasakan. Karena saat menulis buku harian akan melibatkan perasaan sehingga mudah juga untuk mengingatnya.

*Membuat jadwal latihan yang konsisten, juga mendengarkan podcast perbincangan dalam bahasa Inggris. 

*Rajin mencari info untuk belajar bahasa Inggris secara online agar tetap upgrade diri. Seperti dari YouTube, TikTok dan media sosial lain yang dapat dipahami dengan mudah.

           

            Ya, untuk belajar bahasa Inggris sekarang ini begitu banyak akses yang bisa didapatkan. Kalau masih kurang juga di Google pasti dapat ditemukan. Tak perlu susah-susah, tinggal tulis di translate semua pasti dijawab dengan benar. 

            Ayo sampaikan belajar bahasa Inggris versi kamu.

            

            Salam sehat dan selalu semangat.***NZ   



Minggu, 16 Juni 2024

Seni Mendengarkan Anak Remaja


        Berkomunikasi dengan anak jaman now alias Gen Z memang gampang-gampang susah ya. Butuh seni mendengarkan agar mereka mau terbuka dan bercerita.

by Nur Ida Zed


                                                                foto dok.pribadi

        Siapa yang mempunyai anak remaja tentu bisa merasakannya. Bagaimana menciptakan hubungan yang kuat, antara Gen Mom dan Gen Z ini sehingga saling terikat satu sama lain, untuk dapat memahami dan mengerti situasi yang dialami, termasuk saat curhat tentang suka maupun duka.

        "Mom, peluk Puan, dong," kata putri saya seusai pulang dari bimbel waktu itu sembari merangkul dan meletakkan kepalanya di bahu. Saya menyambut pelukannya itu. Sepertinya dia butuh cerita, batin saya. Lalu saya elus rambutnya, kemudian dia cerita tentang kegelisahan hatinya, dan saya mendengarkan saja sampai selesai. 

        "Menurut Mama gimana ?" baru saya mulai mengemukakan pendapat. Tak harus panjang lebar, hanya mendukung dan memberi semangat tentang pilihan jurusan yang akan diambilnya. Begitulah, saat itu saya berperan menjadi pendengar yang baik buat putri saya, yang kini sudah remaja. 

        Tak terasa memang, waktu berlalu dengan cepatnya. Padahal rasanya baru kemarin saya mengantarnya mendaftar PPDB SD selepas TK, lalu SMP, kemudian SMA, sekarang sudah maba alias mahasiswa baru. Alhamdulillah kemarin dia lulus SNBT dan diterima di FIK Universitas Indonesia. Sebagai orang tua saya tentu bersyukur dan bangga, karena perjuangannya sepanjang ini membuahkan hasil. Ya, sebab dari dulu memang dia ingin kuliah di UI. Sebenarnya sih lolos juga di UNJ jalur prestasi, karena nilai ditambah prestasinya sebagai atlet taekwondo, dengan rekomendasi tiga medali emas kejuaraan tingkat nasional yang diraih di tiga tahun terakhir. Tapi pilihan tentu ada padanya.

        Dan sebagai ibu yang selama ini mendampingi anak berusia remaja pasti banyak hal yang dialami, termasuk dalam berkomunikasi dengan mereka. Kalau dulu ketika masih kecil, mungkin bisa dibberi tahu ini itu dan nurut saja, atau ditanya apapun akan dijawab dengan segera. Tapi ketika menginjak remaja tentu caranya berbeda.

        Anak generasi Z yang tumbuh dengan dunia tehnologi dan serba digital seperti Puan ini mau tak mau membentuk karakter dan kebiasaan mereka yang serba praktis, begitupun untuk  urusan berkomunikasi. Seringkali kita harus memahami cara pandang dan pemikirannya, tidak bisa mennerapkan semua paradigma kita kepada mereka, termasuk ketika ingin mendengar keluh kesah dan curahan hatinya. 


Cari Waktu Khusus

    Pertama cari waktu khusus disaat mereka sedang mood. Ini penting karena salah satu ciri remaja, generasi Z seringkali moody, jadi butuh waktu yang pas untuk bisa diajak bicara. Ciptakan suasana yang santai seperti seorang teman dan sahabat agar dia dapat terbuka untuk bercerita. Misalnya ketika jalan-jalan berdua, atau belanja makanan kesukaannya, di situ bisa sembari mendengarkan ceritanya. 

      Tak perlu memaksa saat dia tidak ingin cerita, Cari waktu dan moment yang lain supaya dia merasa nyaman untuk terbuka. Kadangkala anak remaja suka ingin menyimpan dulu masalah yang dialami, atau berusaha menyelesaikan sendiri tanpa ingin bercerita. 

      Di saat dia bercerita atau mengemukakan pendapatnya, pahami dengan cara pandangnya. Jangan langsung mengintervesi, karena bisa menjadi salah pengertian dan merusak hubungan selanjutnya. Gunakan bahasa yang mudah  dimengerti, karena anak sekarang kurang suka dengan bahasa yang bertele-tele, apalagi panjang lebar dengan berbagai nasehat dan kata-kata yang menggurui. Di saat dia perlu tempat untuk bercerita, bahkan berkeluh kesah  dan mengemukakan pendapat, pahami dengan bahasa mereka. 


Tunjukkan Rasa Empati

        Saat mendengarkan dia berpendapat dan bercerita, tunjukkan rasa empati dengan mengungkapkan ketertarikan terhadap hal yang menjadi minat mereka. Berikan komentar yang positif, dan masuk dengan cara pandang mereka. 

      Mendengarkan dengan rasa empati ini akan meningkatkan komunikasi kita dengan mereka, sekaligus meningkatkan hubungan karena tidak sekedar mendegarkan, tapi  juga memahami pikiran dan perasaannya. 

Ketika dia mau bercerita, sebaiknya dengarkan sampai habis dengan seksama, jaga kontak mata serta bahasa tubuh yang menunjukkan rasa tertarik dengan mengenyampingkan yang lainnya. Hindari menyela, apalagi salah fokus dengan cerita yang lain. Tunjukkan rasa empati ini dengan memberikan komentar yang positif dan tidak mendistract apa yang menjadi pendapatnya. 


        Begitulah, mendengarkan menjadi penting di saat orang lain ingin berbicara, berpendapat dan bercerita serta didengar suaranya. Seni mendengar ini bisa menjadi kunci terjalinnya hubungan baik dengan siapapun, termasuk remaja atau Gen Z. Dengan mendengar kita bisa belajar tentang berbagai hal, mengetahui dan memahami mengenai berbagai hal dari berbagai sisi. Kemudian dapat menyaring semua pendapat dan pola pikir dari apa yang telah didengar. 

        Sebenarnya sih, mendengarkan tak hanya butuh seni mendengar saja, tapi lebih pada memahami dan mengerti apa yang sebenarnya didengar, sehingga membuat kita bijaksana. Mendengarkan  menjadi salah satu cara menghargai orang lain.

 

        Salam sehat danselalu semangat.***NZ


Selasa, 11 Juni 2024

Diet Sehat Bersama dr. Yovi Membawa Bahagia

        Konsep makan tak hanya asal kenyang kini harus mulai dilakukan, mengingat usia yang kian matang. Pertimbangkan metode diet untuk meningkatkan kualitas kesehatan bersama dr. Yovi Yuanita MKes, praktisi nutrisi, wellness dan anti aging.

by Nur Ida Zed

                                                        foto dok.pribadi

        Jadi pada hari Minggu kemarin saya berkesempatan hadir di acara Branch Date with dr. Yovi dan bedah buku Conscious Diet di Y Clinic, sebuah klinik kecantikan modern milik dokter cantik Yovi Yuanita M.Kes di bilangan Bintaro, Tangerang selatan. Banyak insight yang membuka wawasan saya seputar diet sehat yang berkaitan dengan wellness dan membawa bahagia.


        Ya. Kata diet kerap menjadi momok bagi para perempuan, terutama untuk mereka penyuka makan. Diet yang dianggap membatasi bahkan melarang menjadi pengertian yang rancu selayaknya doyan makan adalah dosa besar. Terang saja karena acara makan sudah menjadi bagian dari selebrasi yang menyenangkan. Lihat saja saat teman berulang tahun, biasanya dirayakan dengan mengundang makan. Habis gajian dan dapat uang, seringkali diajakin makan. Begitupun kalau kumpul-kumpul, main ke rumah teman atau arisan pasti disuguhi makan, setidaknya cemilan. Nongkrong bareng sambil tukar pikiran, rapat atau meet up juga cari tempat makan. Belum lagi kalau pulang kampung, di rumah selalu ada banyak makanan. Kalau tidak dicicipi dianggap tidak menghargai atau malah dikatakan sombong. Ya, kan. 

        Bahkan  makan menjadi salah satu agenda wajib yang selalu ada sebagai penyempurna dari sebuah pesta dan pertemuan, entah itu pernikahan, lahiran, perayaan, pingatan atau apapun karena dapat menjadi ajang silaturahmi dan berbagai kepentingan. Di pemikiran banyak orang bahkan suguhan, sebut saja makanan bisa menjadi ajang prestise seseorang. Apabila di tempat orang kaya berkecukupan atau high class ditunjukkan dengan makanan berlimpah, sajian lengkap dari appetizer, main course hingga makanan penutup dan serba mahal, begitupun sebaliknya, kalau makanan yang disajikan sedikit, seadanya dikira pelit dan lagi irit. Makanan sudah menjadi label yang tak bisa dinafikkan. 

        Ketika pulang kondangan kadang orang suka menanyakan tentang makanan (baca: suguhan) yang disajikan. Komen tentang makanan juga kerap menjadi perbincangan. Semakin lengkap yang disajikan, jadi semakain banyak yang datang. Tanpa pikir panjang akhirnya mencicipi semua makanan, dengan tidak mengindahkan kondisi badan. Padahal nih, porsi tubuh kita memiliki keunikan tersendiri soal asupan makanan ini agar tetap seimbang. Nah, di hari Minggu kemarin itu, saya seolah dapat pencerahan saat berbincang soal ini dengan dr.Yovi Yoanita M.Kes praktisi nutrisi, wellness dan anti aging bersama para blogger ISB di kliniknya, Y Clinic di bilangan Bintaro, Ruko Kebayoran Arcade 1 KA/C2-25 Pondok Aren, Tangerang Selatan. 

                                                        foto dok.pribadi

       Acara dimulai jam sembilan pagi. Saya datang lebih awal dan menemukan klinik milik dokter cantik dari Bandung ini di antara deretan ruko tiga lantai. Berdesain modern dengan dominan warna putih yang dipadu sentuhan  gold terlihat homey dan nyaman sekali. Dibuka oleh Teh Ani Berta dari Female Digest. Alhamdulillah, akhirnya bertemu juga saya dengan blogger kesayangan ini. 

                                                    foto dok.pribadi

        Diawali dengan pemaparan tentang probiotik dan prebiotik yang berkaitan erat dengan masalah pencernaan. Mbak Silvia dari Kyo-Dophilus menerangkan bahwa produksi bakteri baik dibutuhkan juga untuk kesehatan lambung. Ketika probiotik ini dikonsumsi secara teratur dapat menyeimbangkan asam lambung dan mengatasi gejala GERD. Saya sempat bertanya apakah produk ini bisa dikonsumsi juga untuk putri saya yang teenager, mbak Silvi menjawab tidak masalah.

                                            foto dok. femaledigest/Yclinic


        Sharing Season bersama dr. Yovi kemudian dilanjut ke acara inti dengan  bedah buku Conscious Diet #KenaliTubuhmuSebelumDiet. Saya juga mendapatkan buku panduan tentang diet sehat ini sehingga bisa belajar lebih banyak. 


Diet Bukan Berarti Melarang

        Pengertian diet sebenarnya bukan berarti melarang. Diet pada dasarnya adalah pola makan, yang cara dan jenis makanannya diatur sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, diet juga bermaksud untuk mencapai keinginan tertentu, semacam goal begitu agar berat badan selalu terjaga dan terkontrol. Bahkan menurut dokter cantik ini, diet sehat dapat menciptakan mental wellness untuk kehidupan yang seimbang.

        Memang banyak sih program diet yang ditawarkan di berbagai aplikasi dan sosial media. Ada diet karbo, diet keto, diet paleo hingga diet mediterania yang rata-rata menawarkan bentuk tubuh ideal. Namun demikian, menurut dr. Yovi, sebelum melakukan program diet ini perlu mengenali diri sendiri  terlebih dahulu. Dan di buku Conscious Diet #KenaliTubuhmuSebelumDiet dokter cantik ini menjelaskan tidak semua metode diet cocok untuk semua orang, karena tidak semua orang memiliki efek yang sama dengan olah raga yang dilakukan. Ya, sebab setiap orang memiliki keunikannya sendiri. Sarannya, antara lain:  

* Pertama kali tentukan tujuan diet, apakah itu untuk menurunkan berat badan atau sebaliknya menambah berat badan. Kalau perlu tentukan seberapa besar (baca: kilogram) kita akan membentuk tubuh ideal. Diet juga punya tujuan spesifik untuk kesehatan tententu, seperti diet untuk mengontrol gula darah, menurunkan kolesterol bahkan meningkatkan stamina tubuh.

* Kenali jenis tubuh, karena ada jenis tubuh yang cenderung kurus dan sulit untuk menambah berat badan, tubuh yang cenderung berisi dan mudah menambah berat badan serta tubuh berotot yang mudah bertambah berat badan tapi juga mudah menguranginya. 

*Analisis komposisi tubuh. Sebaiknya kita mengetahui Indeks Massa Tubuh atau IMT berada di kategori yang mana, kemudian mengukur prosentase lemak tubuh kita berada dimana agar dapat memberi gambaran akurat tentang komposisi tubuh kita.

*Perhatikan sinyal tubuh tentang rasa lapar dan kenyang. Kapan kita merasa benar-benar lapar dan kapan merasa kenyang. Seringkali kita hanya lapar mata untuk makan padahal tubuh tidak membutuhkannya. Suasana hati juga mempengaruhi. Makan karena mood melihat hidangan kesukaan sehingga menyebabkan lonjakan energi diikuti kenaikan berat badan. 

*Mengenali emosi juga diperlukan, karena ketika sedang stres biasanya makan menjadi salah satu pelarian, dan hal ini membawa pada kebiasaan makan yang tidak sehat. Saat sedang stres orang bisa makan lebih banyak, begitupun sebaliknya. 


Poin of You Season

        Keseruan event sharing dan bedah buku Conscious Diet ini dilengkapi dengan semacam games Point of You Season yang  memberikan gambaran tentang kesehatan dan emosi tentang makanan untuk kita. Di situ ada banyak kartu yang menyimpan gambaran tentang  point emosi masing-masing peserta yang dapat menjadi pemantik nafsu makannya. Saya mendapatkan kartu Point of You yang bertuliskan Just Be atau Jadilah. Soal makanan ini saya memang sudah mulai mengurangi daging merah dan menambah asupan sayur serta buah. Bukan saja ingin menikmati hidup sehat di usia yang kian matang, tapi juga merasakan manfaatnya karena tubuh menjadi lebih seimbang. Sehingga point yang saya ambil ini mungkin memberi makna jika kamu ingin dan mau berusaha maka goal itu bisa terjadi.

                                                            foto dok. pribadi

        Di sini masing-masing peserta mengambil satu kartu pointnya untuk dipaparkan dan diberikan result oleh dokter. Percaya atau tidak, saat memilih lembar kartu ini biasanya sesuai dengan cerminan hati. Hm, rahasia soal makan akhirnya jadi terbongkar ya, haha.

        Selanjutnya sesi clinic tour yang membawa kita melihat ruang demi ruang yang ada di klinik kecantikan berlantai tiga ini. Ada ruangan konsultasi, ruang pemeriksaan hingga tindakan yang didesain homey dan terintegrasi. Setiap ruang terasa begitu bersih dan nyaman, lengkap dengan peralatan dan kebutuhannya. Di satu sisi terdapat area ruang tunggu semacam teras yang dilengkapi dengan kursi kayu yang didesain berkesan alami. Clinic Aesthetic & Wellness yang menjadi slogan besarnya tercermin juga pada suasana di dalamnya. 

                                                foto dok. pribadi /femaledigest

        Di akhir acara disajikan makanan diet sehat dari dr. Yovi yang berlabel: Eat Alenia. Salah satu jenis menu sehat dari dokter Yovi yang dilengkapi dengan asupan nilai gizinya. Ada spaghetti, paduan telur dan jamur, ayam fillet asam manis dan sajian wortel yang memiliki kandungan nutrisi 447KCal, 59 Carb, 42 Protein dan 11 Fat. Menu sehat ini ternyata tak kalah lezatnya. Oya, ada satu lagi produk dari dr.Yovi, yakni BDB Slender, kapsul yang membantu mengurangi lemak dalam tubuh. Ini formula dari ekstrak jati belanda, kunyit dan kemuning.   

        You are What You Eat. Kamu adalah apa yang kamu makan. Maka dengan menyadari seutuhnya mengenai asupan apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh secara menyeluruh, baik secara fisik, mental, emosi dan spiritual kita akan mendapatkan benefit kehidupan yang seimbang dan membawa bahagia. Dan ini menurut saya merupakan salah satu wujud rasa syukur kita kepada Sang Pencipta. 

        Terima kasih dokter Yovi, Teh Ani dan semua peserta untuk keseruan acara ini. Semoga berkah dan sangat bermanfaat. Di event ini banyak banget ilmu yang didapat, tak hanya soal diet sehat tapi juga wawasan tentang kesehatan dan kecantikan luar dalam.


           Salam sehat dan selalu semangat.***NZ

 

Senin, 10 Juni 2024

Mencicipi Mie Gacoan di Ampera Berasa Menjadi Anak Muda

        Seperti namanya yang makin menjulang, outlet Mie Gacoan kian marak saja. Mengolah mie dengan berbagai level kepedasan dan menamai menu dengan aneka permainan, mencerminkan kreativitas anak muda. Pantas tempat nongkrong ini selalu ramai pengunjungnya, hingga Pak Jokowi sempat singgah di salah satu outletnya.

by Nur Ida Zed

                                                    foto dok.pribadi

            "Sesekali nyobain Mie gacoan yuk, Ma," kata Puan putri saya waktu itu. Di kalangan anak muda, terutama gen Z dan kaum milenial seusia mereka memang nama Mie Gacoan sedang banyak dibicarakan. Meski belum lama hadir di kancah kuliner masa kini, resto yang menghadirkan berbagai menu dengan adonan mie yang disukai banyak orang ini telah ada dimana-mana. Bahkan seringkali #fyp dan selalu trending di berbagai platform media sosial seperti Tik Tok, YouTube dan lainnya. Sampai-sampai semua mejadi fomo dan ingin mencobanya, termasuk Bapak Presiden Jokowi, yang sempat singgah di salah satu outletnya.

        "Ayolah, gasskeun " jawab saya mengiyakan dengan bahasa mereka setelah anak-anak menceritakan keseruan nongkrong di tempat anak muda ini. Biar berasa menjadi anak muda juga ya, haha. 

                                            foto dok.pribadi

        Lalu sore itu kami meluncur di outlet Mie Gacoan Ampera Raya, Jakarta Selatan yang belum lama dibuka tapi sudah berjibun saja para pengunjungnya. Entah karena saat itu hari libur, tapi menurut pantauan dari banyak cerita, buat para pengunjung memang dibutuhkan kesabaran ekstra karena harus antri.

        Benar saja, saat memasuki outletnya yang didesain khas anak muda itu memang sudah banyak yang berdiri mengantri untuk mengambil nomer dan memesan menu yang diinginkan. Bahkan tempat dudukpun sudah ditentukan dari sini. Yoi, sementara saya duduk manis menunggu lebih dulu biar anak-anak yang mengantri. 

                                                foto dok.pribadi

        Sebentar kemudian, dapat nomor meja 20. Saya lalu diarahkan oleh pramusaji berseragam hitam, dengan gaya anak muda yang khas ke meja berpayung dengan empat kursi. Cukup nyaman sih, meski di tengah keramaian para pengunjung, tapi semua teratur dan tertata rapi. Maklumlah, komunitas anak muda ramai di sini, tapi ada beberapa orang tua juga nampak mendampingi anak remaja mereka. Mungkin penasaran juga seperti saya ya.


Nama Menu yang Unik

        Sajian utama mie di outlet ini memang menjual sensasi pedasnya. Saya pesan yang low level sedangkan anak-anak berselancar dengan level di atasnya. Menariknya di sini menamai menunya dengan nama-nama unik yang bertema permainan jaman baheula, seperti Mie Suit, salah satu varian mie gurih dan tidak pedas, Mie Hompimpa yang diramu dengan level kepedasan hingga  delapan dan seterusnya, serta Mie Gacoan, yang terkenal manis dan lebih spicy yang menjadi andalan dengan tingkat level 0-8. 

                                                    foto dok.pribadi

        Sementara baverage atau minumannya juga dibuat varian nama permainan. Ada Es Gobak Sodor yang paling favorit, no debat, paduan tai morita de coco, dengan jelly bubble dan jelly mie irisan strawberry, dan belimbing buat mood jadi makin baik. Es Petak Umpet, dengan rasa segar karena adanya topping jelly bubble dan irisan strawberry dan jeruk nipis yang makin strong. Serta Es Teklek, versi mini Es Gobak Sodor dan Es Sluku Bathok , perpaduan susu segar dan mocca yang membuat makin semangat. Selain itu juga tersedia aneka dimsum aneka varian seperti lumpia udang, somai ayam, udang rambutan, pangsit goreng dan udang keju yang melengkapi jajanan saat nongkrong di sana.

        Nama aneka permainan ini sontak membuat saya jadi mengingat masa kecil dulu. Jaman generasi saya pasti mengenal dan pernah memainkannya bareng teman di halaman, sehingga benar-benar menikmati keseruannya. Permainan Gobak Sodor, Engkek dan Sluku Bathok akrab dengan anak-anak kecil yang berkumpul dan beraktivitas di daerah Jawa. Keseruan bermain ini menumbuhkan rasa kebersamaan, sportifitas dan persaudaraan yang kental antar mereka. Entah ini dimunculkan di era sekarang yang bisa jadi banyak anak muda yang tak mengenal permainan ini, dan hanya tahu lewat nama yang diabadikan menjadi menu di Mie Gacoan dengan pangsa pasar mayoritas anak muda jaman sekarang. 

                                                        Foto dok. pribadi

        Tak apa, saya menikmati sajian dan mencoba beberapa menu dari mie, minuman dan dimsum yang menjadi andalan, tentu saja sesuai selera tingkat kepedasan. Soal harga memang tidak mengecewakan. Menurut saya paslah di kantong anak muda dan sesuai dengan berbagai sajian rasa yang ada. Lebih dari itu, sebenarnya saya salut dengan keberadaan Mie Gacoan ini, karena selain para pramusaji yang baik, ramah dan akomodatif, tempatnya juga cukup nyaman dan  terasa ambience anak mudanya. 


Dilengkapi Mushola Cantik

        Satu yang memberi kesan juga karena di sini tersedia mushola yang cantik, rapi dan bersih di salah satu sisinya. Sehingga meski berlama-lama nongkrong sambil jajan atau melakukan aktivitas bahkan sembari break time, meeting dan bekerja buat anak muda juga tidak melupakan sholat di saat waktunya tiba.

                                                        foto dok.pribadi

        Konon, Mie Gacoan yang kini sudah tersebar di banyak kota di Indonesia ini diinisiasi oleh ide anak muda dengan UMKM yang ada. Harapannya sih terus berkembang dan membawa nuansa baru di dunia kuliner Indonesia.

        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ  


Kamis, 06 Juni 2024

Perjalanan dari Bandara ke Raudhah

         Menuju bandara Soetta kali ini terasa berbeda. Bukan wisata bisnis atau traveling seperti biasa, tapi kerinduan teramat kepada Rasul, untuk ibadah dan ziarah ke Raudhah.

by Nur Ida Zed


                                                    foto dok.pribadi

        Satu demi satu perlengkapan sudah saya siapkan. Koper besar dari biro travel sudah penuh dengan apa-apa yang harus dibawa sesuai arahan petunjuk untuk umroh. Ada gamis, mukena, pakaian ganti, jilbab hingga kaos kaki, serta pernak-pernik lain yang diperlukan selama sepuluh hari. Lalu tinggal berangkat saja menuju Bandara Soekarno Hatta.

        Saya ulang lagi membaca roundown dan jadwal keberangkatan, masih beberapa jam lagi dari schedule yang direncanakan. Sengaja, memang, karena saya ingin menikmati suasana bandara lebih lama sebelum meninggalkan Indonesia, dan jauh dari keluarga.

        Benar saja, suasana di area bandara selalu membuat saya terkesima. Meski sudah berkali-kali datang ke sini untuk berbagai keperluan penerbangan, entah itu karena liputan seperti undangan tugas ke Lombok dan Makasar saat itu, juga gathering kantor ke Bali yang waktu itu bareng teman-teman, atau hanya menjemput anak juga saudara yang baru datang. Saya suka dengan aura ini mulai dari memasuki gapura dan jalanan menuju lokasi. Saya cermati dengan seksama agar jangan sampai salah jalan masuk terminal berapa karena bisa-bisa puter baliknya jadi agak lama.

        "Nanti kumpul dulu dan makan siang di Hotel Anara Terminal 3 buat cek n ricek paspor serta visa," saya kembali membaca info yang diberikan di grup WA. Bisa masuk dari terminal tiga kedatangan, atau dari tempat parkir internasional langsung ke lantai tiga saja supaya tidak terlalu jauh dari lobby, begitu notice yang diberikan. Kemudian saya mulai menapaki koridor bandara sesuai dengan petunjuk yang ada. Di sini memang banyak sekali petunjuk yang diberikan di setiap sisinya. Kalau masih belum jelas, banyak petugas jaga yang bisa menjadi tempat bertanya. Rata-rata mereka baik dan ramah, sehingga meski berada di tempat yang begitu luas seperti itu kita tidak perlu takut tersesat. Asal jangan malu untuk bertanya ya, hehe.


Kemegahan Karya Arsitek dari Perancis

        Aura kemegahan bandara internasional Soekarno Hatta ini begitu terasa saat kita menjelajahi di setiap bagiannya. Desain tropis dengan sentuhan karya seni yang dibuat terbuka oleh Sang arsitek dari Perancis,  Paul Andreu ini memang mengadopsi keunikan budaya Nusantara. Langit-langit yang dibuat tinggi dengan berbagai sentuhan ornamen kaca memberikan nuansa yang nyaman penuh kemewahan. 

    Seperti yang ditulis dalam bukunya Arsitektur di Luar Jangkauan Arsitektur, Paul memang mendesain Bandara Soetta ini memiliki konsep menyediakan fasilitas anjungan bagi pengunjung untuk berkumpul dan berkontemplasi, baik perorangan maupun kelompok. Hal ini diwujudkan melalui courtyard yang dibentuk dari beberapa anjungan dengan sentuhan lanskap seperti pepohonan dan tanaman tropis yang begitu indah bak lukisan yang menyegarkan mata.

                                                                foto dok.pribadi

    Lalu lalang para pengunjung yang berjalan tergesa-gesa sambil membawa koper beroda seolah melengkapi suasana dan kesibukannya. Beberapa tenant makanan yang berjajar membuat lidah kita ingin mencicipinya. Saya menyempatkan sarapan bersama anak-anak di sana sembari bercanda dan memuaskan kerinduan karena akan ditinggal cukup lama. Sepuluh hari, pasti membuat kangen akan sangat terasa, apalagi perjalanan antar negara yang juga berbeda waktunya. Saya berjanji akan videocall begitu sampai di sana, dan berdoa di Raudhah agar bisa segera berangkat bersama-sama. 

        Sampai saatnya boarding, lalu kami harus berpisah, begitupun dengan para pengantar lainnya. Ada rasa berat meninggalkan anak-anak, tapi lebih berat keinginan dan niat untuk beribadah dan memenuhi panggilan ke rumahNya.


Bandara Madinah Prince Muhammad bin Abdul Aziz

        Setelah terbang sekitar hampir sepuluh jam di pesawat Garuda Indonesia, akhirnya sampai di bandara internasional  Madinah, Prince Muhammad bin Abdul Aziz. Tak kalah megah dan modern, bandara ini masih sangat ramai meski saat itu menjelang fajar. Rata-rata para jamaah umroh yang datang dari berbagai negara di dunia dan beberapa daerah di Indonesia. Saya sempat bertegur sapa dengan jamaah dari Malaysia ketika sama-sama sedang menunggu teman lain menyelesaikan pemeriksaan kelengkapan identitas seperti paspor, visa dan sidik jari dari imigrasi.  

        Bandara ini terlihat modern dengan sentuhan material metal yang kental dengan nuansa putih, serta beberapa ornamen yang menunjukkan ciri khas Saudi Arabia. Yang menarik, entah bagaimana di bandara ini saya ketinggalan saputangan handuk berwarna biru yang waktu itu saya bawa dari Jakarta. Saya baru menyadari ketika sudah duduk di bus menuju hotel di Madinah, dekat Masjid Nabawi. Roundown ibadah umroh saya kali ini memang dari Jakarta menuju Madinah lebih dulu baru kemudian ke Mekkah Al-Mukaromah. Ingin khusuk bertawaduk dan beribadah di Masjid Nabawi dan ziarah ke makam Nabi di Raudhah baru ke Masjidil Haram untuk Thawaf, Sai dan Tahallul. Alhamdulillah.

       Sungguh saya mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan dapat mengunjungi makam Rasul di Raudhah. Aura bandara yang megah, nyaman, terang dan bersih menambah energi positif dan semangat untuk lebih khusuk lagi dalam beribadah. Sepanjang perjalanan ini, keberadaan bandara atau bandar udara bisa menjadi cerminan kebanggaan sebuah negeri.

        

        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ   



Minggu, 02 Juni 2024

Wellness dan Hidup Seimbang

        Kehidupan yang seimbang tentu didambakan oleh setiap orang. Mari memahami makna wellness ini untuk mencapai kesehatan fisik dan mental.

by Nur Ida Zed


                                                             pic by pinterest


        Mungkin saya termasuk salah satu orang yang segan untuk rutin berolah raga. Jika banyak dari kalian yang mempunyai agenda olah raga setiap hari, tentu saya merasa harus angkat topi. Padahal sih ngerti, kalau olah raga itu banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Tapi kalau direncanakan secara khusus, atau bahkan diprogramkan dan diatur begitu, sampai saat ini saya belum mampu, dan itu masih menjadi mimpi.

        Bukan apa-apa sih, saya masih suka angot-angotan, alias moody kalau soal ini. Terakhir ikut kelas yoga juga tak bertahan lama. Belajar sedikit ilmunya dan dipraktekkan sendiri saja ketika ingin dan sempat, tidak rutin dan harus. Padahal waktu muda dulu aktif olah raga beladiri  pencak silat, dan kini punya anak atlet Taekwondo peraih medali emas di berbagai kejuaraan tingkat nasional dan internasional. Tapi kalau lagi mendampingi program latihan, saya lebih suka jadi penyemangat saja. Supporting system, begitu, hehe.


        Kembali pada kehidupan yang seimbang, akan selalu berkaitan dengan wellness. Arti kata wellness yang merupakan harmonisasi antara tubuh, jiwa dan pikiran dengan memperhatikan kondisi fisik, mental dan emosional yang menjadi elemen dasar untuk kesehatan yang lebih baik. Masalah  kesehatan ini pastinya berpengaruh pada kepedulian kita terhadap hidup sehat itu sendiri. Karena kini kenyataannya tak dibatasi usia, anak muda juga banyak yang mengeluh soal kolesterol, obesitas, diabetes, darah tinggi, berat badan berlebih dan seabrek istilah lain yang muncul dan berawal dari gaya hidupnya.


Memahami Wellness

        Di lain sisi, keinginan untuk menjadi lebih baik merupakan harapan yang harus selalu dipupuk, dan semacam mimpi yang harus diraih. Memahami program wellness yang merupakan proses aktif untuk menjadi sadar dan mengerti terhadap pilihan hidup agar lebih baik dan bermutu. Tak hanya sadar pada kondisi fisik kita saja, tapi juga mental, emosional dan kesejahteraan sosial tentunya. 

        Bertolak dari semua itu, banyak hal yang bakal menjadi perhatian. Pentingnya menyadari dan menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental dengan memilih gaya hidup sehat merupakan prioritas utama. Membangun wellness untuk diri kita sendiri, dimulai dari hal kecil, di antaranya:


* Rutin melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga. Berolah raga secara rutin tentu memiliki banyak manfaat ya. Jauhkan mindset bahwa olahraga itu berat. Saya yang segan terus berusaha melakukan olahraga ini, meski tidak harus melalui program seperti di gym atau mengikuti kelas, tapi lebih rileks dan santai dengan jalan kaki di halaman atau di taman saja. Juga jogging dan senam-senam kecil di pagi hari sembari menikmati ruang terbuka hijau untuk menghirup udara segar yang alami. 

Ini tentu sangatlah mudah, tidak perlu banyak biaya, hanya butuh niat dan kemauan saja. Aktivitas fisik juga bisa dengan melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel atau menyiram tanaman di taman. Dengan begitu tubuh akan merasa segar dan pikiran menjadi tenang. 

*Mulai menjaga makan sehat dengan memilih asupan nutrisi yang seimbang. Filosofi makan yang penting kenyang sudah harus ditinggalkan. Tapi lebih pada nilai gizi pada makanan dan konsumsi minuman sehat serta buah segar. Mencoba makanan viral yang kadang kurang bermanfaat karena terlalu pedas atau asam sebaiknya tidak diteruskan. Perhatikan konsumsi air putih yang cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan. Begitupun supaya menjaga kulit agar tidak kering dan selalu terlihat segar.

*Selalu berfikir positif dan pandai mengelola stres. Percaya atau tidak 70% penyakit berawal dari pikiran atau stres, selebihnya dari makanan dan faktor lain. Nah, sebisa mungkin jauhi masalah yang dapat menimbulkan stres dengan selalu berfikir positif. Belajar mengatur emosi dengan baik, agar tidak menumbuhkan energi negatif untuk diri sendiri. 

*Tinggalkan kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan, seperti banyak begadang, suka minuman bersoda dan sering mengkonsumsi junk food. Kadang tanpa sengaja hal itu menjadi kebiasaan karena alasan tertentu seperti deadline atau semacamnya. Mulai atur waktu dengan baik, dan perlahan kurangi kebiasaan buruk ini dengan mencari alternatif lain sehingga terhindar dari penyakit yang merugikan. 

*Timbulkan rasa cinta pada diri sendiri dan selalu mensyukuri apa yang kita miliki. Tidak berusaha membandingkan dengan orang lain, tapi tanamkan niat untuk saling berbagi. 

*Lakukan hobi dan kegiatan yang membuat hati senang. Seperti membaca, menulis atau berkreativitas yang dapat membangun mental positif. Menambah rasa percaya diri, menumbuhkan imunitas tubuh dari dalam hati. 


Bulatkan Tekad Menuju Sehat

        Prinsip bahwa kesehatan itu hal utama sebaiknya ditanamkan dalam-dalam pada diri kita. Pahami jika kita sakit siapa yang akan rugi, pasti diri kita sendiri. 

        Kesehatan adalah salah satu investasi yang akan kita rasakan di kemudian hari. So bulatkan tekad untuk hidup sehat sebaiknya mulai menjadi slogan yang patut dijadikan pilihan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau menyayangi diri sendiri. Hidup seimbang akan memberikan banyak manfaat sepanjang usia yang kita punya. Dan ini bukan lagi sekadar mimpi. 

        Salam sehat dan selalu semangat.***NZ