Pernahkah merasa kecewa dengan apa yang menjadi kekurangan kita sebagai
manusia? Temukan jati diri dengan
mengoptimalkan potensi yang kita punya.
By Nur Ida Zed
Foto: dokpri @nuridazed Suatu hari seorang teman datang dan
mengeluh karena berat badannya tak juga turun meski sudah menjalani program
diet serta olah raga yang disarankan
oleh Personal Trainer di Club yang diikutinya. Bahkan sudah
mencoba minum obat pelangsing semacam teh herbal yang dapat mengurangi nafsu
makan hingga hampir dirawat di rumah sakit, terkena maag
karena keterusan menahan lapar. Saya sarankan, sudahlah tak perlu banyak
dipikirkan soal bentuk tubuh dan berat badan. Yang penting saat ini adalah sehat
dan bahagia.
Dia
malah bertanya, apa resepnya menjaga bentuk tubuh dan kebugaran. Terus terang, saya gak punya rahasia khusus
yang dapat dibagikan soal ini, karena memang selama ini tidak ada treatment, apalagi pantang pada jenis
makanan tertentu dan ikutan program diet segala macam. Saya hanya menyampaikan, soal bentuk tubuh ini
mungkin ada pengaruh juga dengan bawaan lahir, kami sekeluarga tak ada masalah
dengan berat badan yang berlebihan.
Ya, Marie teman saya ini begitu keukeuh untuk tampil sempurna karena
merasa teman-teman lain yang tak seperti dirinya. Padahal sih, saya tidak
melihat itu menjadi sebuah kendala. Karena
dia adalah teman yang baik, humble, ramah
dan pandai bergaul serta pintar. Lalu,
kenapa harus mempersoalkan hal yang tak begitu perlu yaa.
Cintai Dirimu Apa Adanya
Seringkali kita melihat orang lain
tanpa lebih dulu mengenali diri sendiri. Serta merta sosok yang ada di depan
mata selalu nampak lebih baik dari apa yang kita punya. Tak hanya bentuk tubuh,
kecantikan atau ketampanan, tapi juga kesuksesan, kekayaan dan kemapanan,
bahkan kebahagiaan. Semua yang ada pada orang lain terlihat seolah lebih baik dari apa yang sudah kita miliki. Padahal
tidak semuanya benar ya, Tuhan menciptakan manusia lengkap dengan kelebihan dan
kekurangannya.
Saat menemukan kekurangan yang kita
punya, pasti ada kelebihan yang tersimpan di dalamnya. Kehidupan ini sendiri
tak hanya apa yang terlihat di depan mata, lebih dari itu banyak hal lain yang
ada di baliknya. Seperti potensi yang ada dalam diri kita dan belum tentu
dimiliki oleh orang lain.
Saya sendiri percaya takdir telah
ditentukan oleh Tuhan sebelum kita dilahirkan. Tapi banyak cara untuk menggali
potensi diri melalui proses yang menemukan jati diri menjadi sebuah kesuksesan
di masa mendatang. Semua dapat ditempuh dengan upaya dan ikhtiar yang ditentukan oleh waktu. Ketika sudah menemukan
itu, maka tak peduli apapun yang dapat mempengaruhi diri kita, semua akan menjadi
biasa, berjalan tanpa beban dan apa adanya.
Mulailah dengan mencintai apa adanya yang
kita punya, tanpa menoleh apalagi membandingkan. Bahwa hidup ini adalah
perjalanan, bukan kompetisi yang butuh pemenang. Dengan begitu maka akan terasa
nikmat menjalani hari dengan penuh kebahagiaan.
Sekecil apapun potensi yang kita punya
merupakan kelebihan yang dapat dimaksimalkan bila disadari dan dicintai. Kelembutan
dan kebaikan hati, rasa empati dan kesungguhan dalam bekerja serta semangat dan
cinta kasih yang dimiliki menjadi sesuatu yang berharga dalam menjalani
kehidupan ini. Lebih baik mensyukuri apa yang kita punya daripada mengeluhkan
kekurangan yang akan membawa energi negative dan merusak semangat hidup kita.
Tak Perlu Jadi Sempurna.
Kita selalu mendengar kata bijak yang menyebutkan bahwa
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Karenanya, disaat menemukan sedikit
kekurangan pada diri kita, jangan jadikan sebagai fokus perhatian yang akan
mengabaikan hal lain yang lebih penting untuk dikembangkan. Pikirkan bahwa kita
pasti punya potensi lain yang dapat diolah untuk menguatkan jati diri sehingga
tidak membuat rendah diri dan apatis terhadap keadaan.
Bahwa semua orang pasti tidak ada yang
sempurna, tergantung bagaimana menyikapi kekurangan yang dimiliki. Dalam sebuah
artikel yang pernah saya baca menuliskan tentang: Jadikan Kekuranganmu Sebagai Kelebihanmu. Ada
baiknya kita merenungkan tentang ini, karena setiap manusia diciptakan sebagai
makhluk yang paling istimewa.
Jika sempurna hanya milik Tuhan, bukan
berarti pasrah pada keadaan ya, namun sebagai manusia tetap harus mengupayakan
dan berusaha melakukan yang terbaik agar hasilnya maksimal. Tapi dengan
catatan, tak perlu menghalalkan segala cara untuk menjadi sempurna karena yang
hakiki hanya milikNya. Ya, karena hasil akhir adalah ketentuan dari Yang Maha
Kuasa.
Berbagi Lebih Utama
Saat kita telah menemukan jati diri
dengan mengembangkan potensi yang diberikan sebagai kelebihan, ada baiknya
berpikir untuk berbagi kepada sesama.
Kelebihan yang dimiliki tak hanya
berupa harta benda semata, atau kesuksesan yang menghadirkan kemewahan dengan
segala hal berlimpah. Tapi ilmu yang bermanfaat serta perilaku dan akhlak yang
baik juga memperkuat jati diri dan membentuk rasa percaya diri. Setelah mengenal
diri kita yang sebenarnya dan mensyukuri apa yang kita punya, sebaiknya berbagi
lebih utama. Meratapi kekurangan dan membandingkan dengan orang lain rasanya
tak akan ada habisnya.
Ya, point dari semua ini adalah rasa
syukur terhadap apapun yang kita punya, tak perlu mengeluh apalagi kecewa.
Bahwa setiap manusia telah diberikan yang terbaik oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Mennggali
kelebihan yang kita miliki untuk menjadi
selling point dalam menemukan
jati diri yang sebenarnya. Tak perlu terlalu melihat pada pencapaian orang lain
untuk dapat menyamai, apalagi melebihinya. Bahwa kita adalah yang terbaik
untuk diri kita. Bisa jadi, orang melihat kita dengan kelebihan yang ada tanpa
terpengaruh dengan apa yang menurut kita sebuah kekurangan.
OK, semoga bermanfaat ya.
Salam sehat dan selalau
semangaatt..!***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar