Tak hanya kebutuhan keluarga sehari-hari,
mengelola keuangan perlu cerdas dan cermat untuk semua kepentingan lainnya,
bahkan buat hal yang tak terduga. Mari kita kulik tipsnya.
By Nur Ida Zed
Mengelola keuangan bukanlah masalah gampang,
setidaknya itu menurut saya yang bukan berlatar belakang pendidikan manajemen keuangan
dan akuntansi. Dari sekolah dulu seingat saya kalau ada pelajaran yang
berkaitan dengan pembukuan dan masalah keuangan sedikit parno karena harus
menyeimbangkan antara debet kreditnya. Namanya juga waktu itu masih anak-anak
ya, belum begitu merasakan manfaat dan kepentinganya, apa-apa tinggal minta
sama orang tua.
Setelah kuliah dan ngekost ke luar kota, baru
merasakan bila pengetahuan tentang mengelola keuangan ini ternyata sangat
dibutuhkan, bahkan diperlukan dalam implementasinya baik di organisasi maupun
untuk diri sendiri. Apalagi setelah berkeluarga dan memiliki anak yang
kebutuhannya juga harus dicukupi. Sebagai ibu, yang notabene kepala rumah tangga layaknya menteri keuangan dalam sebuah
negara, kepandaian mengelola uang atau budgeting
ini perlu dimiliki supaya semua kebutuhan aman dan tercukupi. Menyeimbangkan
antara pendapatan dan pengeluaran ini sangat penting agar tidak besar pasak
daripada tiang.
Nah, untuk ini
saya mempunyai 5 tips yang biasa dilakukan, antara lain:
1. Pisahkan Pos Pemasukan dan Pengeluaran.
Dalam mengelola
keuangan, saya selalu menyarankan untuk memisahkan antara pos pemasukan dan pengeluaran
supaya lebih jelas penempatan dan penggunaannya. Setiap kali menerima uang
seperti gaji bulanan, tambahan honor, pendapatan lain-lain bahkan bonus tahunan
sebaiknya dimasukkan dalam pos masing-masing agar ketahuan peruntukannya.
Terutama untuk pos pemasukan yang rutin seperti pendapatan bulanan yang akan
digunakan untuk kebutuhan bulanan juga.
Yang lain seperti bonus dan tambahan
pendapatan hendaknya dipisah untuk pengeluaran insidental seperti laptop untuk
anak. Saat sebelum pandemi pun Puan, putri saya sudah akrab dengan gadget dan laptop
untuk tugas dan belajarnya, atau perabotan rumah tangga seperti mengganti AC
baru karena yang lama sudah beberapa kali di servis juga, serta keperluan mobil
yang tidak dikeluarkan setiap bulan. Untuk pos pengeluaran ini tetap mengemukakan skala prioritas sesuai
dengan kebutuhannya. Kalau perlu dilist agar tahu kapan semua itu dibeli hingga
dapat mempersiapkan secara berkala.
2. Catat Semua Kebutuhan Bulanan.
Terutama untuk
kebutuhan rutin, sebaiknya dicatat dan dipisahkan posnya. Tidak saja supaya
tertib, tapi dengan mencatat kita bisa mengontrol seberapa banyak pengeluaran
bulanan yang dibutuhkan dan sisa dari budget yang masih ada.
Misalnya untuk konsumsi makan sehari-hari,
transportasi, biaya listrik, langganan wifi, telpon dan channel televisi hingga
iuran sampah, satpam, bayar arisan serta keperluan lain yang sudah pasti harus
dikeluarkan setiap bulannya. Sekecil apapun kalau memang harus dikeluarkan
secara rutin bulanan hendaknya dicatat dan dipersiapkan.
3. Sisihkan
Untuk Kesenangan.
Rasanya tak ada
salahnya menyiapkan budget untuk kesenangan, karena kita dan keluarga butuh refreshing
seperti rekreasi dan relaxing buat membahagiakan diri sendiri. Ini penting
supaya tetap terjaga keseimbangan antara lahir dan batin. Sesuaikan saja dengan
kebutuhan bulanan, meski sedikit dan seringkali tak semua dipergunakan untuk
situasi pandemi seperti sekarang.
Budget kesenangan ini meliputi belanja
pakaian, jalan-jalan dan makan di restoran bareng keluarga atau sekedar menyisakan
anggaran untuk hobi dan kesenangan. Walaupun hanya seminggu sekali makan di
restoran kesukaan saat weekend tentu butuh anggaran lebih juga. Dan ketika
tidak digunakan, budget kesenangan ini sebaiknya disimpan. Saving dulu dan
ditunda sampai situasi memungkinkan.
Sebenarnya bisa saja kesenangan belanja ini
dialihkan dengan online lewat aplikasi yang banyak ditawarkan, tapi saya
memilih untuk tetap memilah sesuai kebutuhan. Gila belanja secara online bisa
menjadi addict dan lepas kontrol
karena tergiur barang murah dan diskon, padahal sebenarnya hanya lapar mata,
ingin mencoba dan beli barang yang kurang bermanfaat. Tentang ini, nanti akan
saya share di postingan yang lain, ditunggu yaa...
Karena situasi belum memungkinkan untuk banyak
beraktivitas ke luar rumah demi kesenangan, biasanya saya alokasikan budget untuk
menambah pos belanja bulanan dengan memasak menu makanan istimewa buat keluarga.
Jadi serasa makan di restoran meski hanya di rumah saja sehingga bisa lebih
hemat.
Anggaran untuk kesenangan ini termasuk agenda
tahunan yang biasa kami lakukan seperti mudik lebaran dan liburan tahun baru
atau event holiday season. Untuk
keperluan tahunan ini biasanya budget diambilkan dari bonus dan pendapatan
tambahan. Kalau mungkin ditambah sisa budget kesenangan bulanan.
4. Siapkan
Dana Tak Terduga.
Dalam mengelola
keuangan keluarga, pos yang perlu diperhatikan juga sisihkan dana untuk
keperluan tak terduga. Saya biasanya menyisihkan ini sebagai pos yang
dipisahkan dari awal. Budgednya disesuaikan kesepakatan, bisa sedikit atau
banyak yang penting bisa mengcover ketika ada keperluan yang tak terduga.
Di dalam organisasi atau perusahaan, dana ini
juga harus ada bukan ? Peruntukannya belum bisa ditentukan sebelumnya, namun
harus disiapkan karena bila sewaktu-waktu diperlukan harus tercukupi. Contohnya
saat tiba-tiba genteng bocor dan harus memanggil tukang untuk membetulkannya,
atau tiba-tiba mobil mogok di jalan dan musti diperiksa ke bengkel, serta
peruntukan lain yang urgent dan tanpa
direncana tapi harus diselesaikan dengan menggunakan biaya.
Cara saya seperti menyiapkan pos kesenangan
bulanan, bila tidak dipergunakan bisa dikumpulkan atau dibuatkan rekening
terpisah supaya tidak tercampur dengan dana yang keluar masuk. Jadi semacam dana
cadangan.
5. Pikirkan
Tabungan Hari Tua.
Yang terakhir
dan perlu ada adalah tabungan untuk hari tua. Saran saya bila mungkin
ada semacam asuransi itu lebih baik, atau sisihkan dana untuk hari tua dengan menyimpan
uang dan menganggap tak ada. Selayaknya kita berinvestasi saja, menabung dengan
tanpa memikirkannya. Kalau sudah cukup bisa saja untuk membeli properti, emas batangan
atau perhiasan serta saham kalau memungkinkan. Fungsinya untuk menyiapkan hari
tua kita, karena mau tak mau, suka atau tidak suka, usia dan waktu akan membawa
kita se sana. Oleh karena itu, sedari muda, selagi masih bisa produktif dan banyak
berkarya, pikirkan juga untuk menikmati hari tua yang tenang dan bahagia.
Mencari berkah dengan lebih banyak beribadah kepada Yang Maha Kuasa, agar
ketentraman hidup akan melingkupi kita dan keluarga.
Tabungan hari tua ini juga bermanfaat untuk
diberikan pada anak sebagai warisan buat pegangan masa depannya. Saya sendiri
sudah menyiapkan tanah berupa kebun di daerah yang lumayan ukurannya, cukuplah
untuk anak-anak bila mereka sudah dewasa. Cara ini diajarkan oleh orang tua
saya sebagai salah satu tanda cinta dan kasih sayangnya.
Ya. Mengelola keuangan keluarga mengacu pada
semua kebutuhan dari setiap anggota keluarga supaya tercukupi. Sedikit ataupun
banyak tak masalah, karena cukup akan selalu dapat dirasakan ketika kita tidak
pernah mengeluh akan kekurangan.
Terimakasih sudah singgah di blog saya, semoga
ada manfaatnya yaa.
Salam sehat dan selalu semangaatt..! ***NZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar