Seni Bertarung A la Bangsawan
oleh: Nur Ida Zuhayanti
Tak
hanya kelincahan tangan yang diperlukan, tapi juga taktik dan strategi.
Memotong, menusuk dan menangkis. Wow, seperti Matador dan Zorro saja.
Bertanding
dengan menggunakan senjata tajam, bisa jadi itu sangat membahayakan. Tapi
jangan salah, untuk jenis aktivitas yang satu ini, senjata semacam pedang itu
justru menjadi alat yang dipergunakan. Manakala senjata sudah di tangan, maka
bagai seorang ksatria yang beradu satu lawan satu. Sungguh, serasa berada di
dalam cerita dongeng masa lalu, ketika mencoba menenteng senjata di arena olah
raga yang konon berawal dari cara berperangnya kaum bangsawan ini.
Kelincahan
gerakan tangan, yang dipadu dengan rampak kaki menjadi sebuah gerakan harmonis
di atas stage tanding yang dilengkapi dengan sinyal lampu sebagai
penentu. “Olah raga ini merupakan perpaduan antara aerobic dan an
aerobic yang menyatu dalam sebuah perkelahian,” terang Ferdy Kuron, sang
pelatih di Pusat Latihan Anggar Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta yang
menemani “latihan” kami malam itu.
Bersama
beberapa atlet yang telah lebih dulu datang, suasana Hall D di area pelatihan
yang telah banyak mencetak atlet anggar baik tingkat nasional hingga olympiade
itu terasa akrab. Beberapa ada yang sedang berlatih gerakan kaki, melemaskan
tangan dengan senjata, menangkis di depan kaca, bahkan bertanding dengan
rekannya. Nampaknya mereka punya keasyikan tersendiri selain ingin mencapai
prestasi.
Mengenali Jenis Senjata
Sebelum
turun ke arena, sudah seharusnya kita mengenali jenis senjata. Sebab untuk
menentukan system permainan dan tekniknya, tergantung dari senjata yang
digunakan. Ada tiga jenis senjata di dalam olah raga anggar ini, yakni Floret,
Degen dan Sabel yang semuanya memiliki panjang 90 cm ditambah 30 cm
untuk pegangannya.
Floret merupakan alat tusuk, yang memiliki bidang sasaran
pada dada dan punggung. Dilengkapi per di ujungnya, dengan tekanan 500 gram.
Degen juga merupakan alat tusuk, yang memiliki bidang sasaran pada kepala
hingga kaki, yang ujungnya juga dilengkapi dengan per bertekanan 750 gram.
Sedangkan Sabel dapat dipergunakan untuk memotong dan menusuk, dengan bidang
sasaran daerah pinggang ke atas.
Untuk
permainan anggar ini masing-masing senjata dilengkapi dengan kabel yang
terhubung dengan body wira ke metallic jacket untuk Floret dan
Sabel, serta masker untuk Sabel yang akan menyala demi keperluan penilaian.
Apa saja Persiapannya ?
-
Stretching. Seperti halnya jenis olah raga lainnya, anggar juga
membutuhkan pemanasan atau stretching untuk melemaskan otot-otot agar tidak
kram.
-
Konsentrasi. Karena membutuhkan taktik dan strategi, maka perlu latihan
konsentrasi serta pernafasan.
-
Planning. Yang tak kalah penting adalah perencanaan yang matang
mengenai strategi apa yang akan dilakukan.
-
Analyzing. Sebelum bertanding ke lapangan, pelajari dulu
kemungkinan taktik lawan.
Bagaimana Permainannya ?
Permainan
anggar ditentukan oleh ketepatan tusukan untuk floret maupun degen
serta potongan dan tusukan untuk sabel pada sasaran yang telah menjadi
ketentuan. Bila tepat pada sasaran, maka lampu merah atau hijau akan menyala
sebagai point, sementara bila salah maka lampu putih yang akan
terlihat sebagai tanda tidak sah.
Pada
tusukan, terdapat serangan tunggal yang langsung menusuk, serta bersusun yang
didahului dengan satu gerakan tipuan. Sementara untuk tangkisan, ada tangkis
balas yang menangkis langsung membalas, serta tangkis bersusun yang menangkis,
kemudian balas bersusun.
Ketika
bertanding, untuk floret dan sabel memiliki hak serang, yang
berarti siapa yang mengancam duluan harus ditangkis. Sedangkan degen,
lebih pada semacam duel, yakni sama-sama saling tangkis dan balas serangan.
Sistem Pertandingan
Menurut
Ferdy Kuron, system pertandingan pada satu sejuaraan anggar biasanya
menggunakan system setengah kompetisi yang memperebutkan 5 point selama 3
menit. Jumlah keseluruhan point akan mendapat ranking. Setelah itu, baru
kemudian masuk pada system gugur 15 point yang terdiri dari 3 ronde, @ 3 menit
dengan interval 1 menit.
Sedangkan
untuk penilaian, biasanya pada setengah kompetisi, satu wasit akan menganalisa
setiap perkenaan. Dalam setiap perkenaan yang masuk akan dipimpin oleh wasit.
Siapa Boleh Bermain Anggar ?
Pada
dasarnya, siapapun boleh melakukan permainan ini. Tidak ditentukan pada berat
maupun tinggi badan. Namun untuk pertandingan, biasanya dikategorikan pada
kelompok umur.
-
Hingga usia 14 tahun, termasuk kategori pra kadet.
-
14 – 16 tahun, kategori kadet.
-
16 - 20 tahun, kategori yunior
-
20 tahun ke atas, kategori senior.
Mulai Berlatih Anggar
Bagi yang ingin berlatih anggar, Anda akan diberi rangkaian
kegiatan, seperti:
-
Latihan dasar, yakni latihan kaki. Dengan gerakan maju mundur untuk
kelincahan dan pertahanan.
-
Memakai Alat. Diajarkan bagaimana mempergunakan alat dan memilih salah
satu jenisnya, serta strategi menusuk, menangkis dan menyerang.
-
Latihan Tanding. Uji coba ketangkasan dengan sesama rekan, bahkan ikut
dalam pertandingan.
Bagaimana
? Bila Anda tertarik, boleh saja datang pada saat latihan di setiap hari Selasa
dan Kamis untuk mencoba turun ke arena. Di sana disediakan aneka senjata, metallic
jacket, body wira, pelindung dada dan maskernya. Sementara perlengkapan
lain seperti pakaian anggar, kaos kaki panjang, sarung tangan dan sepatu
merupakan inventaris pribadi yang harus dibeli sendiri. Ada yang buatan Eropa,
ada pula yang buatan negeri China. Selanjutnya, zwing,zwing…! Anda siap berlaga
bagai Zorro saja.***NZ
(foto-foto:istimewa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar